Sanatha Widya Dharma

Mengapa Manusia Harus Menikah, Bolehkah Kawin Tanpa Harus Menikah?



“Om Swastyastu”
Upacara pernikahan masyarakat Hindu Bali

Bagaimana kabar semeton ? Bagi yang belum menikah, masih kuat menjalani hidup di saat musim orang menikah seperti sekarang? Heheh...maaf Cuma becanda, jangan serius lah...nanti makin jauh jodohnya....πŸ˜›

Setelah KatibambungBlog membahas tentang Upacara Nanjung Taluh dan Byakaon serta Cara Menunda Kehamilan menurut Hindu Nah...sekarang katibambung blog akan membahas sesuatu yang menakutkan bagi para zomblo. “Apaan Tuh..?! ” 😱😱. ya apalagi
kalau bukan tentang pernikahan, suatu peristiwa dalam hidup yang sangat bersejarah dan tak kan pernah dilupakan bagi kita semua. Tapi tidak berlaku bagi oknum artis Indonesia yang doyan nikah-cerai...Heheh..πŸ˜‚πŸ˜‚

Sebenarnya tulisan ini sudah dari dulu ingin dibuat tapi baru ada semangat hari ini setelah kemarin menghadiri pernikahan tetangga kemudian sesampainya dirumah diteror oleh ibu sendiri dengan pertanyaan ‘mana calon istrimu?’. Yaahh...KatibambungBlog Cuma tersenyum lalu menjawab ‘bu..akan indah pada waktunya’(sambil menghindar takut bila diminta menunjukkan hidungnya si calon menantu..wkwkw). Menurut katibambung blog pertanyaan ‘kapan nikah’ adalah pertanyaan horor, lebih seram dari ujian nasional 20 paket soal ataupun ikut cpns dengan sistem CAT. Tapi pemirsa tenang ajja, bila ada yang menanyakan ‘kapan nikah’ langsung saja lapor polisi dengan menggunakan pasal 335 yaitu tuduhan perbuatan tidak menyenangkan..wkwkwk 😊😊
Memang KatibambungBlog akui bila pernikahan itu penting, tapi bukannya tidak akan menikah hanya saja masih ada hal lain yang perlu dipikirkan dan dikerjakan sebelum menikah. Bila sudah menikah kita tidak bisa lagi ‘bebas’ seperti saat belum menikah, apapun yang kita lakukan bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk keluarga terutama bagi wanita. Katibambung blog tidak bermaksud diskriminasi tapi itu yang terjadi, bila pria sering keluyuran dijalan dianggap ‘biasa’ beda bagi wanita. Sering pulang malam padahal kerja lembur ada saja menganggap wanita tidak baik, dan pastinya nama keluarga selalu dikait-kaitkan. Bila tidak ada kepercayaan lagi, pasti cerai tuh karena omongan tetangga.
Jika belum menikah biasanya bangun tidur entah jam berapa karena menonton pertandingan bola tidak masalah, tapi saat sudah menikah sama juga tapi bedanya karena anak kita yang menangis di malam hari. Bila tinggal bersama ayah ibu sedikit berkurang beban merawat anak karena pasti dibantu, trus yang tinggal jauh dengan orang tua gimana?? Minta tolong ke tetangga? Ia kalau tetangganya perhatian, kalau cuek?

Walaupun KatibambungBlog belum menikah, tapi tau kok bagaimana rasanya jadi orang tua yang bukan Cuma bertanggung jawab pada istri dan anak tapi juga pada ayah ibu sendiri bahkan mertua. Jadi bagi pemirsa yang belum siap mental dan materi lebih baik persiapkan dulu, ya...kecuali sudah hamil mau gimana lagi?.😐😐
Dan begitu juga bagi para wanita tunda dulu pengen nikahnya  dengan makan tape (IYKWIM), eh maaf maksudnya dengan melihat si pria apakah sudah dewasa pola pikirnya begitu juga dari segi materi sudah kokoh macam tiga roda. Walaupun materi bukan segalanya, masa iya suaminya senang liat istrinya ikut banting tulang dan si anak menderita gizi buruk?!. 😢😢

Bahkan KatibambungBlog sudah melakukan investigasi (ciee...sok pake investigasi segala ) tentang apa sebenarnya tujuan dari sebuah pernikahan. Menurut para orang tua (Bukan ayah atau ibu sendiri) katanya bila sudah menikah baru bisa mengalami apa itu namanya peteng-lemah (siang-malam, mungkin maksudnya baik-buruk), ada juga yang mengatakan bila sudah menikah baru bisa merasakan bagaimana sesungguhnya asinnya garam (yang ini entah apa maksudnya, mungkin pemirsa ada yang tahu? ) tapi menurut kitab Dharmasastra ada tiga tujuan dan makna sebuah pernikahan yaitu :
1. Dharmasampatti yaitu kedua mempelai bersama dalam menjalankan dharma yang meliputi semua aktifitas agama dan keagamaan seperti melaksanakan yadnya, menyama braya, aktif bermasyarakat.
2. Praja yaitu kedua mempelai mampu melahirkan keturunan yang akan melanjutkan amanat leluhur, kewajiban agama, dan kewajiban terhadap negara.
3. Rati, kedua mempelai dapat menikmati kepuasan seksual dan kepuasan lainnya yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran.

Menurut tingkatan hidup manusia Hindu yang disebut dengan catur catur asrama, menikah ada pada tingkatan kedua yaitu setelah brahmacari asrama yang disebut dengan grehasta asrama. Untuk mencapai tingkat grehasta tidak boleh sembarangan karena yang utama kita perlu seseorang yang mau dinikahi dulu pemirsa #hehehe πŸ˜ΊπŸ‘ΎπŸ‘Ύ
Pada tingkatan hidup kedua ini maka sebagian besar hidupnya untuk memenuhi artha (materi) dan kama (kepuasan indra) yang berlandaskan pada dharma (kebaikan dan kebenaran).

Bro...bolehkah saya kawin tanpa nikah?” tunggu dulu sobat, kita samakan dulu persepsi kawin dan nikah. Menurut kamus nikah itu ikatan perjanjian untuk bersuami istri sedangkan kawin adalah hubungan kelamin (seksual) cenderung digunakan bagi binatang. Entah mengapa yang ada undang-undang perkawinan bukan pernikahan. KatibambungBlog mau tanya, maaf ya pemirsa manusia atau binatang? Yang KatibambungBlog tahu hanya binatang yang melakukan hubungan seksual tanpa harus ada ikatan pernikahan...heheh..
Nanti di artikel selanjutnya katibambung blog bahas dampak buruk hubungan seksual tanpa adanya pernikahan kalau sekarang dibahas kepanjaaaaaaangan sobat semua udah keburu tidur tuh...πŸ’€πŸ’€πŸ’€

Itu menurut katibambung blog, menurut semeton Gimana? Tulis di kolom komentar ya?.😁😊😎 πŸ‘‡πŸ‘‡

0 Response to "Mengapa Manusia Harus Menikah, Bolehkah Kawin Tanpa Harus Menikah?"

Posting Komentar

Mari berdiskusi yang sehat :)